Adanya kebijakan WFH (Work from Home) 100% sebagai tindak lanjut diberlakukannya PPKM sejak 3 Juli 2021 tidak menghalangi BPS Kota Pekalongan untuk menyelesaikan laporan keuangan tepat Waktu. Koordinasi yang intensif dengan semua pihak baik Tim Administrasi BPS Kota Pekalongan sendiri, KPPN Pekalongan maupun dengan BPS Provinsi Jawa Tengah merupakan kunci keberhasilan BPS Kota Pekalongan dapat menyelesaikan laporan keuangan dengan tepat waktu. Kekompakan Tim Administrasi BPS Kota Pekalongan juga teruji di pelaporan kali Dan Alhamdullilah berhasil melampauinya ketika pada saat bersamaan Ada permintaan permindok dari BPK Dan adanya kabar duka dari keluarga salah satu Tim Administrasi.
Pembuatan laporan keuangan semester ini memiliki tantangan tersendiri dibandingkan semester sebelumnya. Selain tantangan terkait koordinasi yang lebih berat dengan kebijakan WFH 100%, tantangan yang lain adalah Waktu kesiapan digunakannya aplikasi persediaan Dan BMN sangat dekat dengan Waktu closed periodenya. Kondisi ini memaksaTim Administrasi harus rela begadang termasuk merayakan Hari idul adha dengan mencermati laporan keuangan BPS Kota Pekalongan di depan laptop. Meskipun demikian, Tim Administrasi BPS Kota Pekalongan mengerjakannya dengan ikhlas karena hal itu merupakan perwujudan dari core value BPS Dan komitmen BPS Kota Pekalongan sebagai instansi yang sudah meraih predikat WBK.
Banyak Hal yang dibahas di laporan keuangan ini dari realisasi pendapatan Dan belanja sampai ke barang persediaan. Sejalan dengan keseriusan pemerintah dalam penanganan pandemi Dan mengikuti arahan dari BPS Provinsi Jawa Tengah Dan BPS RI, BPS Kota Pekalongan juga melakukan beberapa penyesuaian kegiatan dan anggaran untuk penanganan pandemi covid-19. Selama semester 1 tahun 2021, BPS Kota Pekalongan telah merealisasikan belanja untuk penanganan pandemi sebesar 27,04 persen. Belanja tersebut mencakup belanja barang operasional, belanja barang non operasional, dan belanja jasa operasional. Dari segi persentase maka belanja barang operasional memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 76,77 persen dibandingkan dua akun belanja yang lain. Akun ini terkait pembelian Alat Pelindung Diri ( APD) dan multivitamin untuk penambah daya tahan tubuh yang diberikan kepada pegawai Dan mitra yang menjadi petugas lapangan.
Realisasi belanja untuk penanganan pandemi covid-19 yang memiliki persentase tertinggi kedua adalah belanja jasa operasional yaitu sebesar 22,79 persen. Akun ini terkait pembayaran belanja rapid tes antigen untuk petugas yang mau turun ke lapangan. Meskipun dari segi persentase lebih kecil dibandingkan belanja barang operasional, namun dari segi nominal memiliki kontribusi yang paling tinggi.
Peringkat terendah realisasi belanja penanganan pandemi covid-19 adalah realisasi belanja barang non operasional yang mencapai 21,25 persen. Realisasi belanja akun ini salah satunya adalah pembelian paket zoom meeting untuk pelatihan petugas sebagai alternatif pengganti pelatihan petugas yang dilakukan secara tatap muka langsung.
Dari ketiga realisasi belanja barang tersebut membuktikan bahwa BPS Kota Pekalongan juga berpartisipasi dalam penanganan pandemi Covid-19 terutama terkait pencegahan penyebarannya. Dengan melengkapi APD untuk setiap petugas yang turun ke lapangan termasuk meyakinkan responden bahwa petugas yang turun ke lapangan dalam kondisi Sehat Dan non reaktif sehingga diharapkan responden tidak perlu takut untuk membukakan pintu bagi petugas yang datang dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Semoga setelah berakhirnya PPKM darurat, pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga aktivitas bisa berjalan normal sehingga diharapkan perekonomian Kota Pekalongan dapat kembali menggeliat.
Stay safe and healthy.
